Indahnya Panorama Kawah Tangkuban Perahu

Mike Ruby at the top Tangkuban Perahu
Bandung sejak dulu sudah terkenal dengan pesona alamnya yang sangat eksotis. Juga banyak mengandung cerita dan kisah sejarah yang sayang dilewatkan begitu saja jika mengunjungi kota yang topografinya dikelilingi lembah dan gunung itu.

Saat kaki saya menjejak di ibukota Jawa Barat ini, pikiran langsung terbersit untuk melihat dari dekat sebuah gunung yang pernah terakhir berstatus WASPADA sekitar 2013 yang lalu karena meletus mengeluarkan gas beracun. Tangkuban Perahu. Tidak ada warga Indonesia yang tidak mengetahui sejarah gunung ini. Namun, belum tentu juga semua warga Indonesia sudah berkunjung untuk melihat panoramanya yang sangat menakjubkan itu. Saat ini 2015, gunung yang tercipta karena sebuah legenda bersejarah ini, sudah aman untuk dikunjungi.

Perjalanan saya dimulai setelah mengisi "kampung tengah (perut)" alias sarapan pagi di sebuah hotel tempat saya menginap di daerah Sukajadi, Bandung. Pagi-pagi sekali sekitar jam 06.30 Wib sebelum banyak orang lain sarapan, saya sudah menyantap sarapan pagi sepuasnya. Hehe..itung-itung untuk bekal stamina melakukan perjalanan jauh dari kota Bandung. Tujuan saya sudah memulai petualangan ini pagi-pagi sekali adalah untuk menghindari terjebak macet dalam perjalanan saat akan keluar dari kota Bandung menuju utara arah Cikole Lembang yang merupakan jalan akses menuju Gunung Tangkuban Perahu yang menjadi salah satu tempat tujuan wisata alam itu. Dengan menggunakan bus pariwisata, 30 KM perjalanan dari Bandung, lumayan membuat punggung dan pantat terasa pegal. 

Ontang Anting
Untuk sampai ke kawah gunung Tangkuban Perahu, mesti menumpang dengan kendaraan khusus yang dinamakan ontang-anting. Cukup membayar Rp.10.000, kita sudah bisa mendapatkan karcis pulang pergi ke Obyek Wisata Tangkuban Perahu. Sampai di kawasan obyeknya, kita pasti disambut oleh banyak pedagang yang menjajakan aneka dagangannya. Aroma belerang sangat menyengat hidung ketika mengunjunginya. Bagi pengunjung disarankan memakai masker tutup hidung yang bisa dibeli disekitar obyek wisata ini. Meskipun sinar matahari bersinar terik, seperti di alam pegunungan lainnya, suhu udara di sekitar Tangkuban Perahu sangat sejuk tertiup angin yang sepoi-sepoi seakan melengkapi keindahan panorama kawah Gunung Tangkuban Perahu yang sudah melegenda itu.

Disekitar lokasi juga terdapat deretan warung-warung kecil yang menyuguhkan beberapa makanan dan minuman hangat. Menyantap mie hangat yang bisa menghangatkan suhu tubuh, adalah pilihan saya. Siapa tau mie disini dengan mie di Batam ada perbedaan pikir saya waktu itu. Ternyata, mie... yah tetaplah mie. Tidak ada perbedaan rasa, aroma maupun bentuknya. Yang membedakan hanyalah cuaca dan panoramanya saja tentunya. Oya, aneka merchandise kerajinan tangan khas Tangkuban Perahu juga bisa Anda beli untuk oleh-oleh. 

0 komentar:

Posting Komentar